Senin, 29 Juni 2015

Kisah Nabi Yahya as

Nabi Yahya as hidup pada masa Raja Herodus. Dia adalah seorang raja yang bengis dan kejam. Namun begitu, Nabi Yahya as tak pernah kenal lelah berdakwah, tidak setengah-setengah. Pada waktu itu, Raja Herodus ingin memperistri anaknya sendiri yang bernama Hirodia, sebagai permaisurinya.

Kedua insan ini sudah sepakat, seia sekata dan hanya memerlukan persetujuan Nabi Yahya as, karena Nabi Yahya as saat itu adalahorang yang sangat dipercaya oleh rakyatnya. Namun Nabi Yahya as menolak menyetujui pernikahan antara ayah dan anak tersebut.

Calon permaisuri telah mendengar kabar berita tersebut, karena ia memang mencari tahu apa penyebab molornya acara pernikahan tersebut. Hirodia sangat marah mendengar keputusan Nabi Yahya as dan bermaksud membuat makar terhadap Nabi Yahya as.

Maka ditemuilah Raja Herodus untuk memuluskan rencanaya.
"Sekiranya engkau benar-benar cinta kepadaku, aku ingin bukti darimu, "Ucap Hirodia kepada Raja Herodus.
"Bukti apa yang engkau inginkan?" tanya Raja Herodus.
"Aku ingin Tuanku membunuh Nabi Yahya as agar tak ada lagi yang menghalangi rencana pernikahan kita, "jelas Hirodia.

Nabi Yahya as Wafat

Mendapatkan permintaan calon permaisurinya itu, Raja Herodus yang terkenal sangat kejam tak mau berpikir panjang lagi karena kecantikan Hirodia bagai bulan purnama, matanya yang jernih bagai bintang kejora dan tubuhnya ramping seksi dengan rambutnya yang panjang sehingga membuat makin indah dipandang.

Raja Herodus langsung memerintahkan para prajuritnya untuk segera menangkap Nabi Yahya as dan memasukkannya ke dalam penjara.

"Wahai Yahya, jelaskan padaku kenapa engkau melarang pernikahan kami, "tanya Raja Herodus.
"Ketahuilah bahwa Allah SWT melarang pernikahan antara ayah dan anak. Allah SWT juga melaknat siapa saja yang melakukan pernikahan seperti itu, "jawab Nabi Yahya as.
"Kami tidak peduli, sekarang akuilah dan umumkanlah kepada rakyatku bahwa engkau merestui rencana pernikahan kami, "ujar Raja Herodus.
"Demi Allah SWT, aku tidak akan mengatakan benar bila kenyataannya salah, "jawab Nabi Yahya as tidak gentar.

"Baiklah kalau kamu tidak mau merestui, maka engkau akan aku bunuh, "ancam Raja Herodus.
"Tak ada sesuatu yang aku takuti kecuali azab Allah SWT, "jawab Nabi Yahya as dengan tenangnya.

Akhirnya Raja Herodus menyuruh para prajuritnya untuk membunuh Nabi Yahya as. Darah segar pun mengucur dengan deras mengiringi kematiannya. Nabi Yahya as wafat dalam memegang teguh syariat agama Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT melaknat dan mengutuk jekejaman Raja Herodus, sehingga ditegaskan dalam Al Qur’an Surat An Nisa’ ayat 93.

Allah SWT berfurman,

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

Artinya:
"Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar